Tradisi Walima adalah tradisi memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Saw di Provinsi Gorontalo. Tidak hanya sebatas tradisi agama saja. Namun juga penghargaan terhadap budaya setempat. Akulturasi budaya dan agama ini bahkan menjadi destinasi wisata menarik tiap tahunnya.
Fakta Unik Tradisi Walima Gorontalo

Menjadi tradisi bulanan umat muslim di Gorontalo, inilah fakta unik tradisi Walima di Gorontalo.
Kue Walima
Nama Walima sendiri sebenarnya merujuk pada kue yang dibuat saat perayaan agama dan adat ini. Yaitu sekumpulan kue tradisional Gorontalo yang dibentuk menjadi bangunan miniatur masjid, parahu, atau bentuk lainnya. Seperti kue kolombengi, tutulu, wapili, sukade, bahkan ada juga ayam rebus dan ayam bakar.
Warga mengarak kue tersebut ke masjid untuk kemudian memakannya bersama warga lain yang sedang berkumpul di masjid memanjatkan doa. Perayaan ini bisanya terlaksana pada 2 hari menjelang hari kelahiran Nabi Muhammad Saw.
Berevolusi Menjadi Festival
Awalnya Walima ini hanya sebatas perayaan memperingati hari kelahiran nabi Muhammad Saw. Namun seiring berjalannya waktu, acara ini justru menjadi festival adat yang selalu ditunggu tiap tahunnya. Tidak hanya bagi warga setempat saja. Tapi juga banyak wisatawan yang menunggu Festival ini.
Masyarakat Bersuka Cita dengan Tradisi Walima Gorontalo Ini
Masyarakat dan pemerintah setempat selalu bersikap cita ketika memperingati festival ini. Semua warga turun ke jalan mengarak aneka macam kue yang terlihat sangat lezat ini. Kemudian sama-sama menyantap kue ini di masjid sambil melihat berbagai pertunjukan lainnya. Warga saling berlomba untuk membuat dan menghias kue untuk memeriahkan festival ini.
Sebuah Ritual Zikir
Selain mengarak kue keliling kampung, Walima juga menjadi tempat berkumpulnya umat muslim untuk melakukan ritual zikir. Yaitu memanjatkan doa kepada tuhan yang maha esa agar selalu mendapat kemudahan dan kemakmuran. Mereka mengadakan acara zikir ini di masjid atau di tempat ibadah lainnya sebelum menyantap Walima.
Indonesia memang kaya dengan kekayaan budaya dan agamanya. Meskipun berbeda, namun tidak mengurangi toleransi antar umat beragama di Gorontalo. Jika Anda tertarik untuk menyaksikan festival ini secara langsung, bisa berkunjung ke Gorontalo.